Permata merah
yang selama ini kelam
digenggam pekat malam
sepi kemilaunya
pudar serinya
Permata merah
yang terlepas dari genggaman
menempuh siang di awal zaman
bersinar cahayanya
berkilau pancarannya
Permata merah
kembali menghias alam maya
membelit jari manis teruna
yang kaya cinta
yang kaya bahagia
yang selama ini kelam
digenggam pekat malam
sepi kemilaunya
pudar serinya
Permata merah
yang terlepas dari genggaman
menempuh siang di awal zaman
bersinar cahayanya
berkilau pancarannya
Permata merah
kembali menghias alam maya
membelit jari manis teruna
yang kaya cinta
yang kaya bahagia
4 comments:
yang kaya cinta dan kaya bahagia saja ke yang pakai cincin gaya gitu?
Ada lagi...yang kaya hutang.... ekekeke...
Membaca puisi ini, diselangi dengan mood pilihanraya yang sedang suam-suam: saya seperti dihambat satu imajinasi lain. :)
Metafora permata MERAH yang KELAM itu.. bagaikan membawa fikiran saya melayang-layang, dan membayangkan lambang merah itu.. yang sememangnya semkain kelam dan bertambah kelam.
Pada mata rakyat!
Am I reading your poem too little too much? :)
Salam puisi!
Rem... by your reading my peom is already too much an honour for me :)
Post a Comment