Sunday, December 31, 2006

Masih Bertanya

Kebenaran atas dasar kemanusiaan
yang tidak disandarkan pada ketuhanan
lalu kita terus bertanya
siapa yang benar
di celah onar

Yang menganggap dia seteru
kini boleh bersorak gembira
dan pada yang menganggap rakan
ada titis air mata

Sebelum sempat sujud Subuh
menyerahkan diri pada Yang Esa
jasad sudah tak bernyawa
roh sudah tiada

Perginya dalam persoalan
masih ada yang bertanya
ramai juga yang percaya
serahkan kepada Tuhan
biar Dia yang menentukan
sudah bukan lagi urusan kita
sudah bukan lagi kuasa insan

Tapi ingatlah
bahawa asas lumrah kehidupan
memang kaca bukan intan
tapi asal usul berlian
kalau tersepak di jalan
tak ada siapa yang nak simpan

Saturday, December 30, 2006

Entah

Entah di mana indahnya
kalau sekadar kata-kata
sekejap di belakang
sekejap di depan
tunggang terbalik
tegak tersungkur

Sekadar memendekkan sedepa
lalu jadi sejengkal
tak ke mana tingginya
malah tersangat dangkal

Tuang abjad atas kertas
melimpah sebaris saja
yang kering tetap kering
yang basah takkan kontang

Habis di mana indahnya?
Entahlah

Wednesday, December 27, 2006

Senja Sudah Tiba

Senja sudah tiba
membawa seram
membawa geram
menanti malam

Senja sudah tiba
melakar langit merah
sendawa kenyang
usai hari diratah

Senja sudah tiba
namun ada punggung masih kebas
menindih batu menatap mentari
melapik tanah menanti mati

Thursday, December 21, 2006

Rasa Hati



Jangan beri aku tubuh
melainkan dengan cinta
biar luruh segala rasa
biar badan punah binasa
biar putus nafas dan nyawa

Jangan beri aku nikmat
melainkan dengan cinta
sampai pedih tulang belikat
jauh terbenam tangkai azimat
dan bertaburan dendam kesumat

Apakah pada fikiranmu
aku hanya mahu nafsu
sedang rasa bisa menyala
sedang hati bisa merana?

Wednesday, December 20, 2006

Just Say No


If to you I am but a nuisance
and my love is but a grievance
then speak up the good riddance
just say no

If I am standing still in your way
or unknowingly hoping for an unwelcome stay
then fear not to chase me away
just say no

Guessing is so uncertain
obscuring hopes with prediction
nothing compares to unambiguous utterance
just say no

Monday, December 11, 2006

Pernah Dulu


Pernah dulu
dalam hatimu aku beradu
itu katamu

Suatu waktu
kucupan yang belum bisa syahdu
dan kau berlalu

Masih kini
aku tetap mencari-cari
rahsia hati

Mungkinkah hanya
akibat kucupan yang tiada rasa
kau berputus asa?

Pernah dulu
ada bara yang membakar rindu
hingga kini
masih pada dirimu

Ada Rindu

Ada dingin dalam rasa
sedingin suasana
ada bisik dalam suara
aku rindu padanya

Aku tak mau sepi begini
sedang engkau menjauhkan diri
begitu payah menahan hati
rinduku padamu setiap hari

Biar kau puas bersamanya
dan biar dia puas bermesra
biar anakanda dan bonda
jangan ada aku di antaranya

Pulut

Adat mengundang berpekerti
Adat bertandang berbahasa
Kami datang membawa budi
Bukan datang mencabar bahasa

Ada raja bersama kami
Ada istana hendak dibina
Memang ada harta milik kami
Tapi untuk kurnia permaisurinya

Hadir kami membelah bukit
Untuk tuan hajat dibawa
Datang kami membina masjid
Jangan tuan merobohkannya

Santun kami ada budinya
Sopan kami ada sabarnya
Pantun ini bukan isinya
Raja ini untuk permaisurinya

Garang sungguh pendekar Melayu
menggenggam tangan menjadi bara
Pantang sungguh anak Melayu
Menadah tangan meminta-minta

Pantang sungguh anak Melayu
Menadah tangan meminta-minta
Pantang sungguh anak Melayu
Menghalang niat membina istana

Menjunjung sirih memangku hati
Menatang rasa mengharap sudi
Menjunjung kasih setulus budi
Izinkan Raja bertakhta sehari

Wednesday, December 06, 2006

Suka Tahi


Lalat yang masih menghurung najis
sudah ditemani ulat tahi
saling berkenalan
sama-sama makan
yang satu sendawa
yang satu kenyang
yang nyata
sama-sama bangang
sehati dan sejiwa
sama-sama suka tahi
maka kalau tak keluar najisnya
masih lazat dijilat punggungnya
dan jika masih lagi kebulur
sama-sama menjilat dubur
jauh lagikah jarak mereka
untuk tiba ke lubang kubur?

Monday, December 04, 2006

Selera Aku

Biarpun bertaburan di tubuhmu
parut kudis yang menggerutu
menghias betis dan paha
aku masih berselera

Biarpun dikata orang
kau tak jelita dipandang
dan lehermu tidak jenjang
masih ada berahi yang datang

Biarpun gigimu tidak rata
dan suaramu tidak manja
namun siapa yang peduli
kalau ghairah sudah di hati

Aku punya selera
aku punya cita rasa
aku punya suka
kau orang peduli apa?

Keluarkan Aku

Keluarkan aku dari sini
tersepit antara gigi
naga gila yang lupa diri

Keluarkan aku yang kelemasan
dari genggaman yang menyesakkan
cengkaman ganas singa pondan

Keluarkan aku dengan belas
lumurkan dengan ikhlas
air liurmu yang masam pedas

Friday, December 01, 2006

Lalat


Ada lalat berterbangan
hinggap di tempat larangan
meninggalkan najisnya
meninggalkan danurnya

Yang dibuang dari istana
di laman orang berlagak raja
bagai kaduk naik junjung
bagai bekas besar yang kosong

Tidak ada malu
dalam lagak dan laku
lalu tiada harga
dalam setiap tutur kata

Dan umpama lalat berterbangan
hinggap di tempat larangan
ada najis padanya
ada danur padanya