Monday, September 01, 1997

Tugu Berkecai

Salam yang dihulur untuk berjabat
Di tapak tangan bersalut ludah
Terbaur bersama kering nanah
Disambut ledakan nafsu ammarah
Telapak putih berdaging merah
Kembali tersapu di hening wajah
Menghitamkan kejernihan menjadi darah
Dan darahlah…
Yang mengalir menitis di bumi bertuah
Dari daging yang berkecai luluh pahlawan yang rebah
Bagi menebus maruah yang digadaikan tanpa harga
Oleh penjenayah agama dan bangsa
Gegarkan hingga gegak gempita bumi gersang ini
Dengan sorakan jiwa yang merdeka


~Penglipur~