Wednesday, December 23, 1998

Kecundang

Sinar panjut hilang ke mana
Sorak sorai lenyap mengapa
Tawa riang bergema tiada
Aidilfitri seolah tidak bernyawa

Sudah hilangkah kemeriahan
Ghaib di perahu kesempitan
Sudah pudarkah kepuasan
Padam di layar zaman

Manakan ada kemeriahan
Sedang tiada kemenangan
Manakan ada kepuasan
Sedang tiada kesedaran

Sunday, December 13, 1998

Syura

Apakah terlaksana perbuatan
Yang padanya dimaktubkan kewajipan
Oleh orang yang tiada kemampuan?

Apakah dikenalpasti orangnya
Pada kemampuannya ada atau tiada
Jika tuanpunya diri tidak ditanya?

Kalau hampas dibuangkan pergi
Mengapa disimpan tanpa tujuan?

Saturday, December 12, 1998

Kepergian

Sebak berdendam curiga
Melihat bergelimpangnya tubuh-tubuh kecil
Disiram hujan senja rebas
Mengiringi mentari yang mengundur diri

Salam hormat kicauan burung
Menyeru jeritan girang mereka
Yang biasanya mengundang gembira
Yang biasanya membauri petang
Dengan hiruk-pikuk ketawa ria

Salam tidak bersambut
Debu maut mengimbau hari
Mereka tetap melangkah pergi
Takkan kembali lagi

Tindas

Halilintar membaham ranting terjuntai
Berkecai bertaburan melandai dedaun
Baranya memijar kemerahan
Membakar hamparan bumi yang lena

Tedung yang melingkar di perdu tua
Kejang tertelan bisa sendiri
Dan jentayu yang berteduh di pohon
Melihat zuriatnya hempap-menghempap

Bintil air langit menghentam kerengga
Jatuh daun kering dari tangan-tangan halusnya
Banjir segala ruang di mahligai kerdil
Runtuh butir demi butir

Bilakah taufan kejam ini akan reda
Walau bah tenggelam gunung-ganang
Walau tumbang bergelimpang kayu-kayan
Walau hangus terbakar rumput-rampai
Halilintar di langit tetap ditemani kilat bersabung
Ditemani awan bergumpal
Ditemani pelangi melintang