Hangat genggaman tanganmu
meresap di telapak tanganku
lalu mengalir di darah merah
dan di hatiku mencipta resah
Rebahkan tubuhmu di dadaku
kerana ingin kudakap dirimu
dalam rangkulan kasih dan sayang
dalam cumbuan pagi dan petang
Pejamkan rapat matamu
kerana ingin kukucup bibirmu
biar kurasa manis cintamu
biar tersiram nikmat kasihmu
Thursday, September 29, 2005
Tuesday, September 20, 2005
Pergi
Jangan dipinta keizinanku
andai kau ingin beredar
kerana takkan kuberikan padamu
Langkahkan kakimu pergi
sebelum matamu memandang
titis air yang mengalir di pipi ini
Andai bagimu menjadi beban
menggalas sepanjang perjalanmu pergi
maka hatiku itu pulangkan
Namun andai ia menjadi teman
lantas menghiburmu di kala duka
maka hatiku itu simpankan
Mungkin suatu hari nanti
hakikat yang masih impian
zahir menjadi kenyataan
Namun andai ia tinggal mimpi
selimutkanlah aku dengan igauan
hingga jasadku dicandikan nesan
andai kau ingin beredar
kerana takkan kuberikan padamu
Langkahkan kakimu pergi
sebelum matamu memandang
titis air yang mengalir di pipi ini
Andai bagimu menjadi beban
menggalas sepanjang perjalanmu pergi
maka hatiku itu pulangkan
Namun andai ia menjadi teman
lantas menghiburmu di kala duka
maka hatiku itu simpankan
Mungkin suatu hari nanti
hakikat yang masih impian
zahir menjadi kenyataan
Namun andai ia tinggal mimpi
selimutkanlah aku dengan igauan
hingga jasadku dicandikan nesan
Thursday, September 15, 2005
Malam
Mentari sudah pergi
namun bahang panasnya
masih di sini
Berkerdipan neon merata-rata
namun cuaca malam
tetap gelita
Kegelapan menyelimut alam
namun dalam setiap siang
tetap mendambakan malam
namun bahang panasnya
masih di sini
Berkerdipan neon merata-rata
namun cuaca malam
tetap gelita
Kegelapan menyelimut alam
namun dalam setiap siang
tetap mendambakan malam
Sunday, September 11, 2005
Yang Kusimpan...
Ada rasa
Yang jauh lebih baik
Jika tidak diluahkan
Ada cinta
Yang jauh lebih indah
Jika terus disimpan
Ada sedih
Yang jauh lebih bernilai
Jika tidak dizahirkan
Dan aku rela
Memendam derita dan azab
Demi mengharap kau tersenyum
Yang jauh lebih baik
Jika tidak diluahkan
Ada cinta
Yang jauh lebih indah
Jika terus disimpan
Ada sedih
Yang jauh lebih bernilai
Jika tidak dizahirkan
Dan aku rela
Memendam derita dan azab
Demi mengharap kau tersenyum
Labels:
Teddy
Tuesday, September 06, 2005
Hujan Di Lautan Masih Menangis
Air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
belum terlihatkah di hati dan perasaan
bagiku dirmu umpama berlian?
Tangisan hujan di lautan ini
untuk teman yang dicintai
untuk sahabat yang tiada ganti
dalam seribu hanya kau di hati
Maka air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
kuturut mahumu dengan keperitan
maka berjanjilah
air matamu dititiskan jangan…
kesal hatimu jangan berterusan
belum terlihatkah di hati dan perasaan
bagiku dirmu umpama berlian?
Tangisan hujan di lautan ini
untuk teman yang dicintai
untuk sahabat yang tiada ganti
dalam seribu hanya kau di hati
Maka air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
kuturut mahumu dengan keperitan
maka berjanjilah
air matamu dititiskan jangan…
Labels:
Teddy
Friday, September 02, 2005
Tangisan Hujan di Lautan
Semaikan benih kasih dan cinta
di tanah gersang yang penuh sengketa
lalu dibajakan dengan mesra
lalu dipagari dengan setia
Lautan ini pernah bertaufan
tiada sunyi dari ujian
dan setiap bahtera yang dilayarkan
gelombang pasti menjadi teman
Bukankah pada setiap yang terjadi
telah tersurat dari azali
yang patah tumbuh yang hilang berganti
dan setiap yang datang pasti pergi?
Air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
belum terlihatkah di hati dan perasaan
bagiku dirmu umpama berlian?
Tergamakkah aku mengesat pipimu
dengan tanganku yang kotor berdebu
lalu memalit jutaan keji
di sinar wajahmu yang penuh suci?
Mahligai permata bukan hakiki
sekadar lamunan di alam mimpi
sedang dirimu laksana taman
yang padat kusemai benih harapan
Hujan menangis di lautan dalam
sekadar membasahkan bahtera yang suram
tidak mungkin menyebabkan karam
sekujur jasad yang sedia tenggelam
Kembalikanlah kasih dan cintamu
yang kau simpan dalam hatimu
sanggupkah aku kau biarkan sengsara
menggapai tangan di tengah samudera?
Jika ada bintang menyinar
kepadaku berikan setitis sinar
dan hikayat bahtera, lautan dan hujan
untuk kau dan aku menjadi pedoman
Lautan gelora yang mendakap bahtera
masih setia bertemankan cinta
maka pulanglah ke dermaga hati ini
wahai teman yang kukasihi……
di tanah gersang yang penuh sengketa
lalu dibajakan dengan mesra
lalu dipagari dengan setia
Lautan ini pernah bertaufan
tiada sunyi dari ujian
dan setiap bahtera yang dilayarkan
gelombang pasti menjadi teman
Bukankah pada setiap yang terjadi
telah tersurat dari azali
yang patah tumbuh yang hilang berganti
dan setiap yang datang pasti pergi?
Air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
belum terlihatkah di hati dan perasaan
bagiku dirmu umpama berlian?
Tergamakkah aku mengesat pipimu
dengan tanganku yang kotor berdebu
lalu memalit jutaan keji
di sinar wajahmu yang penuh suci?
Mahligai permata bukan hakiki
sekadar lamunan di alam mimpi
sedang dirimu laksana taman
yang padat kusemai benih harapan
Hujan menangis di lautan dalam
sekadar membasahkan bahtera yang suram
tidak mungkin menyebabkan karam
sekujur jasad yang sedia tenggelam
Kembalikanlah kasih dan cintamu
yang kau simpan dalam hatimu
sanggupkah aku kau biarkan sengsara
menggapai tangan di tengah samudera?
Jika ada bintang menyinar
kepadaku berikan setitis sinar
dan hikayat bahtera, lautan dan hujan
untuk kau dan aku menjadi pedoman
Lautan gelora yang mendakap bahtera
masih setia bertemankan cinta
maka pulanglah ke dermaga hati ini
wahai teman yang kukasihi……
Labels:
Teddy
Subscribe to:
Posts (Atom)