Friday, September 02, 2005

Tangisan Hujan di Lautan

Semaikan benih kasih dan cinta
di tanah gersang yang penuh sengketa
lalu dibajakan dengan mesra
lalu dipagari dengan setia

Lautan ini pernah bertaufan
tiada sunyi dari ujian
dan setiap bahtera yang dilayarkan
gelombang pasti menjadi teman

Bukankah pada setiap yang terjadi
telah tersurat dari azali
yang patah tumbuh yang hilang berganti
dan setiap yang datang pasti pergi?

Air matamu jangan dititiskan
kesal hatimu jangan berterusan
belum terlihatkah di hati dan perasaan
bagiku dirmu umpama berlian?

Tergamakkah aku mengesat pipimu
dengan tanganku yang kotor berdebu
lalu memalit jutaan keji
di sinar wajahmu yang penuh suci?

Mahligai permata bukan hakiki
sekadar lamunan di alam mimpi
sedang dirimu laksana taman
yang padat kusemai benih harapan

Hujan menangis di lautan dalam
sekadar membasahkan bahtera yang suram
tidak mungkin menyebabkan karam
sekujur jasad yang sedia tenggelam

Kembalikanlah kasih dan cintamu
yang kau simpan dalam hatimu
sanggupkah aku kau biarkan sengsara
menggapai tangan di tengah samudera?

Jika ada bintang menyinar
kepadaku berikan setitis sinar
dan hikayat bahtera, lautan dan hujan
untuk kau dan aku menjadi pedoman

Lautan gelora yang mendakap bahtera
masih setia bertemankan cinta
maka pulanglah ke dermaga hati ini
wahai teman yang kukasihi……

No comments: