Takkan Sampai

Aku sangat mencintaimu

sehingga aku nyenyak lena

langsung aku lalai terlupa

untuk mencintai diriku

Dan benarlah cinta itu buta

kerana dalam gelap-gelita

sungguh tidak kusedar

kau sedang parah terluka

Lantas setiap darah yang menitis

dari torehan kejam jemariku

begitukah asbab kau menangis

menjadikan aku seorang pengemis

Sudah sampai sini, sayang

perjalananku terhenti

nyata tidak kesampaian

Sampai Sini

Yang selalu mendongak langit
Sering mukanya diberak burung
Yang tunduk memandang bumi
Jarang sekali jatuh tersandung

Namun...

Bila bulan telah lenyap di angkasa
dan bintang tidak bersinar lagi
mentari yang memancarkan seri pagi
pudar sinarnya ditelan nestapa

Lalu tinggalkan cahaya bulan dalam ingatan
buat teman sepanjang hayat
sungguh tiada yang tidak tersurat
melainkan padanya pasti ada hikmat

Maafkan aku dewi
walau aku teramat ingin memujamu
dan aku teramat ingin membelaimu
hingga aku kepingin benar mendakapmu
namun...

Namun...

Namun...

Makin Jelas Lagi Nyata

ketemu dia
ketemu aku

pakai jamnya
tiada gelangku

balas pesannya
buang pesanku

itu semua
depan aku

syaitan yang mana
yang tidak menipu?

Jelas Lagi Nyata

Sudah jelas lagi nyata
masanya sudah tiba
malah tempohnya sudah terlangkau lama
api yang dulu bermula dengan nyala
membakar rasa kasih dan cinta
akan dipadamkan gelita
hingga takkan bersisa bara
kebejatan rasa yang meracun jiwa
kebodohan akal yang menyendat kepala
kealpaan waras yang rindukan bahagia
kini kupindahkan kepadanya
cukup sudah menyiram sengsara
biar tamat sampai sini saja

Masih Bertahan

Menanti dengan harapan
sambil di hati
masih bertahan

Melihat di dunia maya
sambil di hati
mengharap sapaan

Melawan kehendak membara
sambil di hati
memendam rasa

Biar aku kau ingati
bukan sebagai
orang yang pentingkan diri

Masih bertahan...

Menjemput Bahtera Kembali Berlabuh

Ada debaran dalam dada
menahan getar dahulu
yang lenyap sekian lama

Kufikir ia telah pergi jauh
di seberang laut berlabuh
sedang pelabuhan ini yang gersang
tinggal sepi semakin kontang

Bahtera belum lagi karam
di tengah samudera gelora
terlindung sebalik mega
ditelan sepi malam

Pelabuhan ini buatmu
dan hanya untukmu
belum ada bahtera berlabuh
belum ada yang melempar sauh

Hanya menanti kau berlabuh
kembali dalam dakapan
kembali dengan harapan

Langit Bersulam Sutera

Seandainya aku punya
langit bersulam sutera
dan mahligai
yang bertatah berlian permata
mungkinkah aku disanjung
dipuja sentiasa
disegani semua yang ada dalam dunia?

Namun walau ku tak punya
langit bersulam sutera
dan mahligaiku pun
tidak bertatah permata
aku tetap bersyukur
ke hadrat Maha Esa
kerana kudijadikanNya
sebagai manusia

~Lagu ciptaan: 1985~

Entri lama di sini